Minggu, 14 Juli 2013

Anak yang Harus Menanggung Dosa Orang Tuanya

Akhir November 2012 lalu, seorang bayi laki-laki bernama Adit tergolek lemah di rawat di ICU RSUP dr. Kariadi Semarang. Bayi itu adalah anak angkat dari ibu Siti (samaran) dan Pak Ilham (Samaran). Sudah sebulan lebih bayi itu menjalani perawatan dengan kondisi yang semakin memburuk. Dan akhir akhir tahun 2012, bayi yang tak bersalah itu harus menyerah melawat kondisinya.

Kejadian ini berawal ketika Ibu Siti dan Pak Ilham yang telah beberapa tahun menikah, namun pasangan suami istri tersebut tak kunjung dikaruniai buah hati. Dengan hasrat besar untuk memiliki buah hati, akhirnya pasangan tersebut mengangkat anak dengan harapan sebagai pancingan agar sang istri dapat hamil (anak pancingan).

 Harapan pasangan ini pun menjadi kenyataan. Sang istri pun akhirnya hamil. Namun masalah ini mulai muncul. Bayi yang mereka adopsi mulai sering sakit-sakitan. Dan pada kalanya sampai si bayi tersebut tak sadar dan sampai dilarikan ke RSUP Kariadi Semarang. Dokter yang memeriksa mengatakan kalau si Bayi mengalami kelainan hati, dan harus segera mendapatkan cangkok hati.

Karena Bu Siti dan Pak Ilham bukanlah orang tua biologis dari bayi tersebut, maka keduanya tak bisa mencangkokan hati mereka untuk bayi kesayangan mereka. Dan terpaksalah mereka harus mencari si orang tua biologis dari bayi tersebut. Pencarian pun berlangsung lama sehingga si bayi harus tergolek tak berdaya di ICU menunggu orang tua biologisnya untuk mencangkokkan hatinya demi kelangsungan hidup bayi tersebut.

Ibu kandung dari bayi tersebut pun akhirnya ditemukan. Seorang wanita muda yang telah bersuami dan beranak satu. Ternyata bayi tersebut adalah anak di luar nikah dari ibu biologisnya. Dan parahnya, ibu nya pun tak tahu siapa ayah dari bayi tersebut. Berkali-kali ibu biologis bayi tersebut mencoba untuk menggugurkan kandungannya, sampai akhirnya dia mengurungkan niatnya dan membawa bayi hasil hubungan gelapnya ke panti asuhan. Akhirnya diketahui kelainan hati yang di alami bayi tersebut adalah buah dari usaha sang ibu untuk menggugurkannya.

Bu Siti dan Pak Ilham pun meminta agar wanita tersebut untuk menyumbangkan hatinya demi kelangsungan hidup Adit. Namun celakanya wanita tersebut beserta keluarganya menolak. Pihak suami dan orang tua dari wanita tersebut beralasan bahwa mereka telah menutup aib keluarganya. Dan jika wanita tadi mencangkokkan hatinya, pihak keluarga takut kalau orang-orang akan tahu kalau anak mereka punya anak diluar nikah sehingga akan merendahkan martabat keluarga mereka.

 Akhirnya dengan wajah lesu, pak Ilham dan Bu Siti harus kembali ke rumah sakit dengan tangan hampa. Dua bulan telah berlalu, dan kondisi Adit semakin lemah. Pak Ilham dan Bu Siti telah menghabiskan ratusan juta untuk merawat adit, anak angkat mereka. Sementara pasangan tersebut pun bukan dari keluarga tak mampu.

Atas persetujuan Pak Ilham dan Bu Siti, akhirnya mereka harus merelakan Adit untuk dipanggil ke pangkuan Tuhan.

Sungguh ironis! Bayi kecil yang tak berdosa harus menanggung derita yang amat berat karena dosa kedua orang tuanya. Dan demi gengsi dan martabat sang keluarga kandung. Bayi kecil yang tak berdosa harus terenggut kesempatannya untuk hidup.

Tidak ada komentar: